Bom Bunuh Diri Tewaskan 42 Orang
Serangan Paling Kejam oleh Al Qaeda SANAA - Jumlah korban ledakan bom bunuh diri di Yaman bertambah menjadi 42 orang. Otoritas Yaman menuduh kelompok Al-Qaeda berada di balik insiden tersebut. Ledakan terjadi pada Sabtu (4/8) di Jaar, salah satu kota di Provinsi Abyan yang direbut kembali oleh pasukan pemerintah pada bulan Juni setelah diduduki pendukung setia Al Qaeda selama lebih dari setahun. “Seorang pembom Al Qaeda meledakkan sabuk peledaknya yang disembunyikan, di tengah kerumunan orang saat pemakaman di Kota Kecil Jaar di Abyan, Sabtu malam. Selain menewaskan puluhan orang, ledakan juga melukai puluhan lainnya,” kata seorang pejabat polisi yang tak ingin disebut namanya kepada kantor berita Xinhua. Seorang pejabat di Rumah Sakit Razi di Jaar mengatakan telah menerima 24 orang mayat, sementara petugas medis mengatakan 12 orang meninggal karena luka yang cukup parah ketika dirawat di tiga rumah sakit di Selatan kota utama Aden. Sementara 37 korban cedera saat ini sedang dirawat di rumah sakit di Jaar dan Aden. Menurut seorang penduduk lokal, ada beberapa orang yang mengambil mayat tersebut langsung dari lokasi serangan untuk dimakamkan. “Tubuh para korban terlempar ke segala arah karena ledakan itu begitu kuat,” kata penduduk lokal itu. Wakil kepala otoritas kota di Jaar menyatakan, pemerintah ikut bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah dinilai lamban menyebarkan polisi ke penjuru kota, setelah kota berhasil direbut kembali. “Tidak ada kehadiran polisi di kota Jaar dan Abyan, sementara Al Qaeda tetap disana,” kata Nasser Abdullah Mansari. Aksi kekerasan ini disebut serangan paling kejam di Abyan sejak tentara pemerintah Yaman merebutnya dua bulan lalu. Serangan mematikan itu terjadi kurang dari sejam setelah satu serangan terkoordinasi Yaman-AS menewaskan empat gerilyawan Al Qaeda di Provinsi Hadhramaut di bagian Tenggara negeri tersebut. Serangan mematikan itu juga yang ketiga dalam dua bulan belakangan di Yaman. Salah satu serangan terjadi pada satu gladi parade militer, Mei lalu. Sebanyak 100 personel keamanan pusat di ibu kota Yaman tewas, sehingga memperburuk proses peralihan damai di Yaman setelah lebih dari 18 bulan kerusuhan. Memerangi gerilyawan Al Qaida di Yaman Selatan, wilayah yang bergolak, adalah salah satu tantangan yang dihadapi Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi. Ia telah berjanji akan memulihkan keamanan dan mengusir anggota cabang Al Qaeda di negeri tersebut.(AFP/uli)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: